Kasus Jiwasraya: Erick Thohir Pastikan Aparat Mengusutnya

Deskripsi singkat: Kasus Jiwasraya dimandatkan Erick Thohir untuk diusut tuntas oleh aparat, yakni Kejaksaan Agung.

Sebagai menteri BUMN yang baru, Erick Thohir memastikan bahwa cara kerjanya tidak akan sama dengan cara kerja menteri BUMN terdahulu. Untuk kasus Jiwasraya misalnya, ia memastikan bahwa aparat hokum bakal mengusut oknum-oknum yang bertanggung jawab atas kasus ini. Pasalnya memang perusahan perseoran terbatas itu sedang mengalami masalah. Bahkan sempat ramai diperbincangkan bahwa ada sejumlah oknum yang harus bertanggung jawab atas permasalahan perusahan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Aparat ditugaskan Tangani Jiwasraya

Asuransi jiwa pertama di Indonesia tersebut pasalnya mengalami tekanan likuidasi sampai akhirnya mereka harus menunda pembayaran klaim jatuh tempo nasabah-nasabahnya. “Kasus hukum yang mana melibatkan oknum-oknum akan diusut tuntas oleh pihak Kejaksaan Agung,” kata Erick hari Sabtu (21/12) kemarin dikutip dari CNN Indonesia.

Pernyataan Erick ini sejalan juga dengan rekomendasi dari Komisi VI DPR yang mana meminta penegak hokum dan juga pemerintah bertindak tegas dengan mencekal jajaran direksi perusahaan Jiwasraya periode 2013-2019. Anggota dewan sendiri menilai bahwa manajemen lama harus bertanggung jawab pada permasalahan tunggakan klaim nasabahnya.

Sementara proses penegakan hokum terus berjalan, Erick pun mengatakan Kementerian BUMN dan juga Kementerian Keuangan bakal terus melakukan upaya rekonstruksi dalam tubuh perusahaan itu. “Pemerintah sejak tahun 2006 sampai dengan hari ini .sudah konsisten mencari solusi atas persoalan ini,” imbuhnya lagi.

Hasil teranyar penyidikan yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung, mereka menyebutkan bahwa ada pelangaran prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi. Hal ini dikarenakan manajemen Jiwasraya banyak sekali menempatkan investasi pada asset-aset berisiko dan ini yang akhirnya berimbas pada potensi kerugian negara, paling sedikit Rp. 13.7 Triliun dari penempatan investasi Jiwasraya.

Lebih detail, manajemen Jiwasraya ini menaruh 22,4% dana investasi atau sebanyak Rp. 5.7 Triliun ke keranjang saham. Dari dana kelolaan di saham, sebanyak 95% sendiri diempatkan ke saham-saham yang buruk. Dan hanya 5% saja yang ditempatkan di saham dengan kinerja yang baik.

Sama halnya dengan penempatan investasi di reksa dana. Sesuai dengan catatan, ada 98% dari dana investasi di reksa dana yang dititipkan pengelolanya atau senilai Rp. 14,9 Triliun pada perusahaan manajer investasi yang kinerjanya buruk. Cuma ada 2% yang dikelola perusahaan manajer investasi dengan kinerja baik.

Sekarang ini ekuitas Jiwasraya tercatat negative sebanyak Rp. 23,92 Triliun per September 2019. Untuk bisa memenuhi rasio solvabilitas atawa Risk Based Capital (RBC) 1201%, Jiwasraya memerlukan dana sebanyak Rp. 32, 89 Triliun.

Jaksa Agung Rahasiakan Calon Tersangka Kasus Jiwasraya

Sebagai tindak lanjut dari mandate Erick Thohir, Kejaksaan login dota777 Agung diminta untuk mengusut tuntas kasus Jiwasraya ini. Namun Jaksa Agung ST Burhanuddin sendiri belum mau mengungkap perkembangan dari pengusutan kasus kerugian perusahaan itu.

Burhanuddin pun belum mau membeberkan juga kemungkinan berapa nama yang sudah siap dibidik oleh pihaknya sebagai calon tersangka dalam kasus kerugian perusahaan asuransi pertama Indonesia itu. “(Pengerucutan tersangka) itu masih rahasia dong,” ungkap Burhanuddin ketika ditemui oleh Kompleks Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada hari Jumat (20/12) kemarin.

Kejaksaan Agung pun juga mengaku mereka belum bisa melakukan pencekalan pada mantan slot terpercaya direksi Jiwasraya yang mana disebut terlibat dalam kasus Jiwasraya yang sekarang ini sedang ‘melancong’ ke luar negeri. Burhanuddin pun mengatakan sekarang ini pemeriksaan terus berjalan sesuai dengan penetapan pemeriksaan selama 3 bulan per tanggal 17 Desember 2019 kemarin.